Postingan

Kisah Kemarahan Pasukan Inggris Yang Menyerang di Langit Cibadak, Sukabumi

Jakarta - Marah karena pasukannya dihadang secara besar-besaran oleh para pejuang Indonesia, militer Inggris mengerahkan sejumlah pesawat tempurnya untuk membom Sukabumi. Hujan kertas memenuhi langit Cibadak di Sukabumi hari itu. Persis di hari ke-10 bulan Desember 1945, sebuah pesawat pembom Inggris menyebarkan ribuan surat kepada orang-orang Indonesia. Isinya: seruan agar para pejuang Indonesia menyerah dan penduduk sipil menyingkir beberapa jam setelah penjatuhan selebaran itu. Namun tak ada sama sekali respons dari pihak TKR dan kelompok lasykar. Akibatnya, sekitar lima jam kemudian muncul-lah kembali burung-burung perang milik Inggris. Mereka terdiri dari empat Mosquito dan enam Thunderbolt yang datang dari arah pangkalan udara Cililitan (sekarang pangkalan udara Halim Perdanakusumah), Jakarta. Setelah bermanuver sebentar di atas langit Sukabumi, pesawat-pesawat tempur itu mulai mengamuk. Dari tubuhnya, mereka menjatuhkan bom-bom seberat 500 extra pound, disertai

Kisah Saat Belanda Menyerang Yogyakarta Pada 19 Desember 1948

Jakarta - Belanda melancarkan agresi militer -nya yang ke-2 pada 19 Desember 1948. Aksi yang membuat para mediator Amerika Serikat marah. Letnan Kolonel Eddie Soekardi masih ingat kejadian pagi itu. Kedatangan pagi di Yogyakarta dikejutkan oleh datangnya pesawat-pesawat pembom Belanda jenis P. 51 dan Spitfires. Mereka menghujani ibu kota Republik Indonesia (RI) tersebut dengan ratusan bom dan menyirami setiap benda bergerak di bawahnya dengan rentetan senapan otomatis kaliber 12,7. "Saya yang tadinya akan pergi ke lapangan terbang Maguwo, memutuskan untuk pergi ke Istana saja menemui Presiden Sukarno,"kenang perwira dari Divisi Siliwangi itu. Eddie Soekardi adalah salah satu perwira yang akan ikut rombongan Presiden Sukarno bertolak menuju India pada 19 Desember 1948 itu. Rencananya dia akan tinggal di India untuk belajar ilmu militer sekaligus membantu atase pertahanan RI di New Delhi, ibu kota India. Bom-bom pesawat militer Belanda menyasar berbagai gedung ya

Kisah Kota Yogyakarta Diserang Belanda

DIY -  Belanda melancarkan agresi militer-nya yang ke-2 pada 19 Desember 1948. Aksi yang membuat para diplomat Amerika Serikat marah. Letnan Kolonel Eddie Soekardi masih ingat kejadian pagi itu. Kedatangan pagi di Yogyakarta dikejutkan oleh datangnya pesawat-pesawat pembom Belanda jenis P. 51 dan Spitfires. Mereka menghujani ibu kota Republik Indonesia (RI) tersebut dengan ratusan bom dan menyirami setiap benda bergerak di bawahnya dengan rentetan senapan otomatis kaliber 12,7. "Saya yang tadinya akan pergi ke lapangan terbang Maguwo, memutuskan untuk pergi ke Istana saja menemui Presiden Sukarno ," kenang perwira dari Divisi Siliwangi itu. Eddie Soekardi adalah salah satu perwira yang akan ikut rombongan Presiden Sukarno bertolak menuju India pada 19 Desember 1948 itu. Rencananya dia akan tinggal di India untuk belajar ilmu militer sekaligus membantu atase pertahanan RI di Brand-new Delhi, ibu kota India. Bom-bom pesawat militer Belanda menyasar berbagai gedung yang berfungs

Kisah Jejak Belanda di SD Negeri Pancoran Mas 02 Kota Depok

Depok -  Warga Kota Depok, khususnya yang tinggal di Jalan Pemuda, Kecamatan Pancoran Mas, pasti tak asing dengan kisah sekolah tua di sana? Ya, bangunan SD Negeri Pancoran Mas Dua merupakan sisa peninggalan Belanda yang bernilai sejarah hingga sekarang. Sekolah ini amat berpengaruh di masa lampau, karena merupakan institusi pendidikan pemerintah yang pertama ada. Ciri khas ornamen masa kolonialisme juga begitu kental, terutama pada jendela-jendela krapyak berukuran besar yang masih dibiarkan sejak pertama kali berdiri tahun 1886. Seperti apa sejarahnya? Berikut informasi tentang sejarah SD Negeri Pancoran Mas Dua, Kota Depok, Jawa Barat, yang dilansir dari laman cagarbudaya.kemdikbud.go.id. Sekolah Anak Eropa Saat pertama difungsikan 131 tahun lalu, instansi ini sempat memakai Europeesche School . Kemudian karena beberapa orang pribumi yang direkomendasikan juga belajar di sana, akhirnya nama Depoksche Institution juga dikenal. Dulunya, tenaga pendidik di sekolah ini sebagian besar di

Kisah Kawilarang dan Solidaritas Alumi Akademi Militer Kerjaan Belanda

Jakarta -  Pasca proklamasi kemerdekaan, alumni KMA (Akademi Militer Kerajaan Belanda) terbelah. Ada yang tetap menjadi bagian KNIL (Tentara Kerajaan Hindia Belanda) dan ada juga yang bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (kemudian menjadi TNI). Di antaranya adalah Oerip Soemohardjo, Didi Kartasasmita, A.H. Nasution dan A.E. Kawilarang. Soal itu menjadi masalah besar bagi sebagian alumni dan eks instruktur KMA. Mereka menganggap ' para pembelot ' tersebut telah mengingkari sumpah setia mereka kepada Ratu Belanda. Begitu berangnya, hingga Panglima KNIL Letnan Jenderal S.H. Spoor menyebut mereka sebagai 'bajingan'. Demikian menurut J.A. de Moor dalam Jenderal Spoor, Kejayaan dan Tragedi Panglima Tentara Belanda Terakhir di Indonesia. Namun para eks kadet KMA yang membelot ke TKR memiliki hujah sendiri terkait soal tersebut. Seperti dikatakan Didi Kartasasmita dalam otobiografinya, Pengabdian bagi Kemerdekaan (disusun oleh Tatang Sumarsono), mereka meyakini bahwa sejak

Sejarah Asal Mula Manusia Merkok, Berikut Selengkapnya

Jakarta - Mengisap rokok sudah jadi kebiasaan. Meskipun dianggap buruk untuk kesehatan, merokok bahkan masih jadi keseharian banyak orang. Dilansir laman Tobacco Atlas, dalam sejarahnya , merokok pertama kali dilakukan di Amerika Selatan pada 4.000 tahun sebelum masehi. Ketika itu, merokok atau mengunyah tembakau merupakan bagian dari ritual perdukunan. Beberapa abad kemudian tembakau diperkenalkan di daratan Eropa pasca-Cristopher Colombus menemukan tumbuhan tembakau. Bangsa Eropa kemudian membawa tembakau itu berbagai tempat dengan menggunakan kapal laut. Para pelaut lantas meniru kebiasaan suku Aborigin yang menggunakan tembakau untuk merokok dengan cara dipadatkan ke dalam pipa atau cerutu. Tembakau yang terkenal dengan aromanya yang wangi, ternyata tidak hanya bisa dinikmati dengan cara diisap, namun juga dengan cara dihirup. Cara kedua ini dinilai lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan asap rokok. Menghirup tembakau diyakini dapat menyembuhkan pilek dan men

Ternyata Pendidikan Kepelautan di Indonesia Sudah Ada Sejak Tahun 400 Masehi

Jakarta - Indonesia memang dikenal sebagai bangsa maritim dengan pelaut tradisional yang tangguh. Namun siapa sangka, sejarah pendidikan kepelautan di Indonesia sudah dimulai sejak Tahun 400 Masehi, di masa pemerintahan Kerajaan Kutai, di Kalimantan. Hal itu, dibeberkan Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, dalam sambutannya pada Perayaan Satu Abad Revitalisasi Pendidikan Kepelautan Indonesia bertema 'Bergerak Harmonikan Indonesia Menyongsong Indonesia Emas 2045', di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (24/11/2021). "Hari ini kita merayakan Satu Abad Revitalisasi Pendidikan Kepelautan di Indonesia, khususnya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran. Perkembangan pendidikan kelautan di Indonesia telah dimulai sejak Kerjaaan Kutai di Tahun 400 Masehi, yang diperkirakan sudah berlangsung di tepi Sungai Mahakam di Kalimantan, yang merupakan tempat singgah perdagangan internasional,"kata Budi Karya. Menhub menuturkan, pendidikan kepelautan di Indonesia