Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2021

Mengetahui Kisah Sejarah Chichen Itza, Sebuah Kota Peradaban Kuno Suku Maya

Jakarta - Chichen Itza adalah sebuah kota dari peradaban Suku Maya yang terletak di semenanjung Yucatan, Meksiko dan berkembang antara abad ke-9 hingga ke-13 M. Chichen Itza dinobatkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1988, dan pada 2007, terpilih dalam survei global sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru. Meskipun Chichen Itza merupakan objek wisata yang sangat populer, para arkeolog masih aktif mencari tahu tentang budaya dan pencapaian Suku Maya di pusat kota kuno itu. Berikut pengetahuan yang sejauh ini diperoleh oleh para arkeolog tentang kota tua warisan Suku Maya di Yucatan, Meksiko, yang dilansir dari Background: Lokasi kota tua Chichen Itza Chichen Itza terletak sekitar 120 mil dari kota resor modern Cancun, di Semenanjung Yucatan, Meksiko. Nama Chichen Itza adalah istilah bahasa Maya yang artinya "mulut sumur Itza". Itza adalah kelompok etnis Maya yang naik ke tampuk kekuasaan di bagian utara semenanjung Yucatan, di mana kota Chiche

Mengenal Sejarah Candi Kidal di Malang Jawa Timur

Jakarta - Candi Kidal di Desa Rejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang merupakan candi pemujaan tertua di Jawa Timur. Pasalnya, pemerintahan Airlangga (11-12 M) dari Kerajaan Kahuripan dan raja-raja Kerajaan Kediri (12-13 M) hanya meninggalkan Candi Belahan dan Jalatunda yang merupakan petirtaan atau pemandian. Candi Kidal dibangun pada 1248 M, tepatnya setelah upacara pemakaman 'Cradha' untuk Raja Anusapati dari Kerajaan Singasari. Pembangunan candi ini bertujuan untuk mendarmakan Raja Anusapati supaya mendapat kemuliaan sebagai Syiwa Mahadewa, seperti dilansir candi.perpusnas.go.id. Perpaduan Corak Pada Candi Kidal ditemui perpaduan corak candi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Pasalnya, candi ini bangun pada masa transisi dari zaman keemasan pemerintahan kerajaan-kerajaan Jawa Tengah ke kerajaan-kerajaan Jawa Timur. Seluruh bangunan candi terbuat dari batu andesit dan berdimensi geometris vertikal. Di sekeliling halaman candi terdapat susunan batu yang

Mengetahui Kisah Cinta Rara Oyi, Yang Diperebutkan Ayah Dan Anak Penguasa Mataram Dan Berakhir Tragis

Jakarta - Saat Kerajaan Mataram Islam dipimpin oleh Amangkurat I, hiduplah seorang gadis bernama Rara Oyi. Waktu itu sang raja baru saja kehilangan permaisurinya, Ratu Mas Malang, yang meninggal diduga karena diracuni orang-orang di sekitarnya. Sejak pertama kali bertemu Oyi, Amangkurat I langsung ingin menjadikannya permaisuri. Namun pada waktu itu sang gadis baru berusia 11 tahun dan terlalu kecil untuk dipinang. Oleh karena itu Amangkurat I meminta salah seorang mantrinya, Ngabei Wirareja, untuk mengurus sang gadis hingga remaja. Singkat cerita, Rara Oyi tumbuh remaja. Namun bukannya menjaga diri dari laki-laki lain demi menjadi permaisuri Amangkurat I, dia justru jatuh cinta pada Pangeran Anom, yang tak lain merupakan putra sang raja itu sendiri. Dari sinilah kekacauan dimulai. Lantas bagaimana kisah selanjutnya? Berikut selengkapnya: Pangeran Anom Jatuh Cinta pada Rara Oyi Sejak pertama kali bertemu, Pangeran Anom memang langsung jatuh cinta pada Rara Oyi. Bahkan

Mengetahui Kisah Lagu Indonesia Raya, Dan Biola WR Supratman

Jakarta - Perayaan hari kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus identik dengan lantunan lagu Indonesia Raya. Lagu tersebut merupakan karya dari Wage Rudolf (WR) Supratman yang dikumandangkan olehnya dengan iringan biola. Jika ingin melihat biola tersebut, kamu bisa berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda. Namun, mengutip Kompas.com, Senin (28/10/2019) yang tersedia di sana hanyalah replikanya. Biola yang selalu menemani WR Supratman itu dibuat Nicolaus Amateus Fecit menggunakan tiga jenis kayu jati, yakni Cyprus atau Jati Belanda, Maple Italia, dan Eboni. Biola design Amatus tersebut disimpan oleh pihak museum dan tidak dipamerkan seperti koleksi lainnya. Alat musik bermodel Amatus tersebut memiliki panjang 36 cm, lebar sisi terpanjangnya 20 sentimeter (centimeters) dan sisi terpendeknya 11 centimeters. Sisi terlebar 6 cm dan terpendek 4,1 centimeters. Panjang leher biola 37,2 centimeters dan penggeseknya memiliki panjang 71,2 centimeters. Hingga saat ini, biola masih dalam k