Mengetahui Kisah Lagu Indonesia Raya, Dan Biola WR Supratman

Jakarta - Perayaan hari kemerdekaan Indonesia setiap 17 Agustus identik dengan lantunan lagu Indonesia Raya. Lagu tersebut merupakan karya dari Wage Rudolf (WR) Supratman yang dikumandangkan olehnya dengan iringan biola.

Jika ingin melihat biola tersebut, kamu bisa berkunjung ke Museum Sumpah Pemuda. Namun, mengutip Kompas.com, Senin (28/10/2019) yang tersedia di sana hanyalah replikanya. Biola yang selalu menemani WR Supratman itu dibuat Nicolaus Amateus Fecit menggunakan tiga jenis kayu jati, yakni Cyprus atau Jati Belanda, Maple Italia, dan Eboni.

Biola design Amatus tersebut disimpan oleh pihak museum dan tidak dipamerkan seperti koleksi lainnya. Alat musik bermodel Amatus tersebut memiliki panjang 36 cm, lebar sisi terpanjangnya 20 sentimeter (centimeters) dan sisi terpendeknya 11 centimeters. Sisi terlebar 6 cm dan terpendek 4,1 centimeters. Panjang leher biola 37,2 centimeters dan penggeseknya memiliki panjang 71,2 centimeters.

Hingga saat ini, biola masih dalam kondisi sangat baik lantaran pihak museum selalu melakukan perawatan selama dua bulan sekali. Bahkan pada peringatan Sumpah Pemuda tahun 2005 dan 2007, biola sempat dimainkan genius biola Indonesia Idris Sardi.

Lagu Indonesia Raya diciptakan dan diperdengarkan untuk pertama kali pada Kongres Pemuda 28 Oktober 1928. Lagu tersebut diperdengarkan secara instrumental di depan kongres dengan biolanya.

Satu hal yang menarik dari lagu Indonesia Raya adalah, tidak banyak yang tahu bahwa lagu tersebut selama ini dinyanyikan hanya satu lure saja. WR Supratman menciptakan lagu tersebut dalam tiga lure (stanza). Dari ketiganya, verse pertama jauh lebih populer dan dihafal masyarakat Indonesia daripada kedua dan ketiga.

Setiap stanza memiliki cerita masing-masing. Stanza pertama tentang kebangkitan bangsa Indonesia, stanza kedua tentang kedaulatan bangsa, dan verse ketiga tentang kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia

Museum Sumpah Pemuda dalam napak tilas kemerdekaan Indonesia

Museum ini memiliki peran penting dalam napak tilas kemerdekaan Indonesia. Pasalnya, kemerdekaan tidak lepas dari hadirnya sosok WR Supratman. Selain itu, kongres pemuda pun turut andil dalam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan.

"Gak mungkin ada peristiwa kemerdekaan kalau tadinya gak ada Kongres Pemuda. Jadi panjang banget hubungannya,"kata Pemandu wisata serta pendiri Wisata Kreatif Jakarta Individual Retirement Account Lathief. Pernyataan itu ia sampaikan kepada Kompas.com dalam acara Online Tur edisi Spesial Kemerdekaan Napak Tilas Kemerdekaan, Minggu (16/8/2020).

Selama berada di Museum Sumpah Pemuda, pengunjung bisa melihat beberapa koleksi lainnya seperti Diorama suasana Kongres Pemuda Kedua dan aktivitas para pelajar pada saat itu. Museum ini terletak di Jalan Kramat Raya Nomor 106, Senen, Jakarta Pusat.

Selama masa pandemi, kamu juga bisa mengunjungi Museum Sumpah Pemuda dengan menerapkan protokol kesehatan. Gallery buka setiap Selasa sampai Jumat pukul 09.00-15.00 WIB.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Kemarahan Pasukan Inggris Yang Menyerang di Langit Cibadak, Sukabumi

Kisah Saat Belanda Menyerang Yogyakarta Pada 19 Desember 1948

Mengetahui Sejarah Dan Mitos Tanah Lot Bali