Fenomena Pohon Berusia Ratusan Tahun Tumbuh Menjulang dari dalam Goa
Sebuah pohon menjulang tinggi di dalam Goa Rancang Kencana di Desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta. Pohon itu usianya ratusan tahun.
Tim arkeolog dari Universitas Gajah Mada (UGM) pada 2003 pernah melakukan penelitian terhadap pohon tersebut. Hasil penelitiannya, pohon tersebut diperkirakan berusia sekitar 300 tahun.
Pohon besar di dalam goa itu bernama Klempit atau Tlumpi. Pohon Klempit berbuah tiap musim penghujan. Menurut warga sekitar, Mashudi, buah pohon bisa dimakan.
"Bentuk buahnya seperti juwet atau melinjo. Buahnya rasanya enak," kata Mashudi kepada tim dari merdeka.com dan Portrait of Indonesia, beberapa waktu lalu.
Goa itu juga sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Mashudi tidak tahu persis kapan goa itu terbentuk.
Fenomena keberadaan pohon di dalam goa langsung menyebar luas di tengah masyarakat. Hampir tiap hari ada orang yang datang ke goa tersebut hanya sekadar melihat dan berfoto di bawah pohon.
Letak pohon di dalam gua menjadi objek menarik bagi masyarakat yang datang berkunjung. Tak hanya dari warga sekitar Gunung Kidul, tapi juga turis asing.
Karena mulai ramai dikunjungi orang, dalam beberapa tahun terakhir Gua Rancang Kencana dijadikan objek wisata. Pengelola objek wisata adalah warga desa setempat.
Sebelum menjadi objek wisata, Goa Rancang Kencana konon dulunya menjadi tempat bersemedi atau bertapa. Warga sekitar menyebut ada tiga ruangan di dalam dua.
Goa dengan panjang 50 meter itu pada ruangan pertama panjangnya 20 meter diberi nama ruang aula. Ruangan kedua disebut persembahan. Dalam ruangan kedua terdapat dupa dan minyak wangi sebagai persembahan.
Dan ketiga bernama ruang semedi. Ruangan ketiga inilah yang dulu dijadikan semedi oleh warga.
"Tujuannya macam-macam. Dulu dilakukan pada malam hari selama 40 hari," kata warga Bleberan, Mashudi.
Karena goa ini sudah menjadi objek wisata dan banyak pengunjung, maka orang yang ingin bersemedi dibatasi. Mereka hanya diperbolehkan melakukan semedi pada malam hari.
Setelah menjadi objek wisata, ruangan goa yang disebut sebagai aula bahkan menjadi tempat rapat warga yang tengah melakukan outbound. Bahkan sering kali ruangan aula goa dijadikan tempat acara.
"Kami sediakan lampu dan listrik jika ada acara di goa ini. Karena mereka digunakan untuk rapat dan acara-acara lain," ujarnya.
Untuk masuk ke dalam gua tidaklah sulit. Warga sekitar sudah memasang anak tangga agar mudah masuk ke dalam gua. "Pertama kali masuk langsung ada pohon Klempit. Pohon ini tumbuh di dalam goa," kata Mashudi.
Komentar
Posting Komentar