Mengetahui Kisah Kebun Binatang Manusia Atau Human Zoo di Paris, Perancis

Jakarta - Pada Desember 2011, sebuah pameran di Paris, Perancis, memamerkan sejarah apa yang disebut kebun binatang manusia atau human zoo. Kebun binatang ini menampilkan penduduk dari negeri asing, sebagian besar dari negara-negara Afrika, sebagai semacam "barang".

Dilansir BBC, lebih dari empat abad sejak pelayaran pertama, masyarakat Eropa mengembangkan selera untuk memamerkan "spesimen" manusia eksotis. Mereka dikirim kembali ke Paris, London atau Berlin untuk "hiburan" orang banyak.

Apa yang dimulai sebagai rasa ingin tahu yang terbelalak di pihak pengamat berubah menjadi mengerikan pada pertengahan 1800-an, ketika para peneliti mencari bukti fisik untuk teori ras mereka.

Akhirnya, pada masa kolonial, ratusan ribu orang mengunjungi "kebun binatang manusia" yang dibuat sebagai bagian dari pameran dagang internasional yang besar. Di sini mereka dapat menyaksikan seluruh desa Kanak atau Senegal, dengan penduduk asli yang dibayar untuk menampilkan tarian perang atau ritual keagamaan di hadapan penguasa kolonial.

Kisah ini diceritakan di gallery Quai Branly di Paris hingga Juni 2012, melalui pajangan lukisan, foto lama, arsip film, poster, dan kartu pos. Tujuan dari pameran ini untuk mengajarkan bagaimana masyarakat Barat menciptakan rasa "yang lain" dalam kaitannya dengan orang asing, sehingga melegitimasi dominasi mereka pada akhirnya.

Yang paling menyedihkan dari ini adalah Saartjie Baartman Afrika Selatan, yang kemudian dikenal sebagai Venus Hottentot. Lahir sekitar tahun 1780, dia dibawa ke London pada tahun 1810 dan dipajang.

Dia memiliki karakteristik genetik yang dikenal sebagai steatopygia, yakni bokong yang sangat menonjol dan labia yang memanjang. Ini ternyata menyenangkan para pengunjung kabaret di ibukota Inggris. Kemudian dia datang ke Paris, dan dianalisis oleh para antropolog rasial pemula.

Ketika dia meninggal dalam kemiskinan, kerangkanya dipajang. Itu tetap dipamerkan di Museum of Humanity di Paris hingga 1974. Pada tahun 2002, jenazahnya dipulangkan dan dimakamkan di Afrika Selatan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ternyata Pendidikan Kepelautan di Indonesia Sudah Ada Sejak Tahun 400 Masehi

Kisah Anthony 'AJ' Elfalak, Bocah 3 Tahun Yang Bertahan Hidup Selama 3 Hari Dihutan Karena Tersesat