Mengetahui Kisah Perawan Vestal, Yang Menjaga Perapian Suci Negara Romawi Kuno

Jakarta - Perawan Vestal, kelompok wanita yang bertugas menjaga api suci di zaman Romawi kuno. Bagaimana sejarah tentang mereka? Perawan Vestal (Vestal Virgins) adalah pendeta wanita untuk Vesta, dewi perapian dalam agama negara Romawi kuno.

Ada 6 pendeta wanita yang dipekerjakan sebagai Perawan Vestal. Melansir Britannica, 6 Perawan Vestal mewakili putri-putri keluarga bangsawan kerajaan yang menjalankan kultus Vesta. Kultus Vesta diyakini berasal dari abad ke-7 SM, seperti kultus non-Kristen lainnya, itu dilarang di masa pemerintahan Theodosius I pada 394 M.

Melansir Globe History, Mereka adalah satu-satunya pendeta penuh waktu (collegia) yang membuktikan penghormatan tinggi di mana dewi Vesta itu dijunjung.

Perawan Vestal merawat api suci di kuil Vesta dan melakukan ritual lain yang terkait dengan dewi, seperti merawat benda-benda suci di kuil dan tempat suci dalam, menyiapkan makanan ritual dan memimpin acara-acara publik selama Vestalia tahunan, hari raya Vesta (7-15 Juni).

Perawan Vestal juga secara ritual menyiapkan bumbu yang ditaburkan di atas korban dan membuat roti (pane) yang dipersembahkan pada hari-hari raya, seperti 1 Maret, yang merupakan Tahun Baru Romawi.

Penulis Romawi Plutarch (45-120 M) mencatat, "Beberapa berpendapat bahwa vestal ini tidak memiliki urusan lain selain menjaga api (suci), tetapi yang lain menganggap bahwa mereka adalah penjaga rahasia ilahi lainnya, tersembunyi dari semua tapi diri mereka sendiri."

Tugas Perawan Vestal mengharuskan mereka untuk tetap suci dan pendeta pria tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam upacara apa pun tentang Vesta. Perawan Vestal dipilih antara usia 6 hingga 10 tahun oleh imam kepala dan harus melayani selama 30 tahun. Selama waktu itu mereka harus tetap suci.

Setelah 30 tahun pelayanan mereka selesai, mereka bebas untuk menikah, tetapi sangat sedikit yang melakukannya. Ada anggapan jika Peraan Vestal menikah, justru tidak beruntung, karena pada dasarnya mereka seolah telah menjadi pengantin dewi Vesta selama sebagian besar hidup mereka, ditahbiskan untuk dewi.

Selama Perawan Vestal bertugas, mereka dihormati oleh komunitas, sebagian besar kebutuhan mereka disediakan oleh persepuluhan bait suci, dan bebas dari banyak batasan wanita Romawi.

Apa yang terjadi jika Perawan Vestal gagal dalam tugasnya?

Misalnya, jika api suci yang diumpamakan perwujudan dewi Vesta tersebut padam. Kemudian, jika Perawan Vesta tidak bisa menjaga kesuciannya. Kenyataannya, karena mereka sangat dihormati sehingga hukuman melanggar sumpah mereka begitu berat.

Perawan Vestal tersebut akan dipukuli habis-habisan hingga tewas, atau dikubur hidup-hidup. Hukuman lainnya yang lebih mengerikan adalah dituangkan timah cair ke tenggorokan mereka yang melanggar.

Plutarch menulis, "Jika para vestal ini melakukan kesalahan kecil, mereka hanya dapat dihukum oleh imam besar yang mencambuk pelanggar, kadang-kadang dengan melepas pakaian mereka dengan tubuh digantung di tempat gelap."

"Tetapi, dia yang telah merusak sumpahnya akan dikubur hidup-hidup di dekat gerbang yang disebut Collina, di mana ada gundukan tanah kecil."

Namun, sebagian besar Perawan Vestal yang tercatat menepati sumpah mereka, dan terus berlanjut sepanjang waktu untuk menghormati dewi mereka Vesta, dan kota serta orang-orang Roma, hingga datangnya agama Kristen.

Dipercaya, jatuhnya Kekaisaran Romawi kuno disebabkan oleh penerimaan agama Kristen dan pengabaian dewa-dewa lama yang telah menjaga kota itu aman dan makmur begitu lama. Penodaan kuil Vesta dan pembubaran Perawan Vestal, dilihat oleh kaum pagan sebagai puncak rasa tidak berterima kasih atas layanan yang telah diberikan dewi kepada Romawi kuno selama berabad-abad.

Terdapat cerita bahwa ada seorang wanita bernama Serena, keponakan dari Theodosius I yang pindah Kristen, dikatakan telah menodai kuil Vesta dengan mengambil kalung dari patungnya dan mengklaim itu sebagai miliknya.

Untuk tindakan ini dia dikutuk oleh salah satu Perawan Vestal yang tersisa dan disiksa oleh mimpi buruk tentang kematiannya yang akan datang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kisah Kemarahan Pasukan Inggris Yang Menyerang di Langit Cibadak, Sukabumi

Kisah Saat Belanda Menyerang Yogyakarta Pada 19 Desember 1948

Mengetahui Sejarah Dan Mitos Tanah Lot Bali