Peristiwa 19 November 1977, Kunjungan Presiden Mesir Anwar Sadat ke Israel

Jakarta - Pada 19 November 1977, Presiden Mesir Anwar Sadat melakukan kunjungan bersejarah ke Israel. Kunjungan itu menjadikan Sadat sebagai pemimpin Arab pertama yang mengunjungi Israel.

Di sana, ia bertemu dengan Perdana Menteri Israel Menachem Begin dan berbicara di depan parlemen Israel, Knesset. Dilansir Britannica, mereka membicarakan rencana damai antara Mesir dan Israel.

Kunjungan tersebut juga menjadi cikal bakal perjanjian damai Camp David antara Mesir dan Israel pada tahun 1978. Atas perannya, Sadat dan Menachem Begin meraih Nobel Perdamaian pada tahun 1978. Atas perannya, Sadat dan Menachem Begin meraih Nobel Perdamaian pada tahun 1978.

Sadat merupakan presiden ketiga Mesir, menggantikan posisi Gamal Abdel Nasser yang meninggal di tahun 1970. Ketika menjabat sebagai presiden, Sadat menghadapi situasi kacau akibat kekalahan negara Arab dari Israel dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967.

Selain mengalami kerugian materi, perang 1967 membuat negara Arab mengalami krisis kepercayaan diri. Mesir juga terpaksa merelakan Semenanjung Sinai jatuh ke tangan Israel, Suriah harus kehilangan Dataran Tinggi Golan, dan Palestina harus menyerahkan sebagian besar wilayahnya ke Israel.

Kekalahan itu juga menjadi ujian besar bagi nasionalisme Arab yang sedang mengalami masa keemasannya. Dikenal sebagai orang dekat Nasser, sikap Sadat justru sangat bertolak belakang dengan Nasser. Sikap Nasser yang sangat memusuhi Barat dan Israel, tak terlihat sama sekali di era Sadat.

Di awal kepemimpinannya, Sadat berinisiatif untuk mengambil jalur damai dengan Israel agar Semenanjung Sinai kembali ke pangkuan Mesir. Namun, inisiatif itu word play here ditolak Israel.

Menanggapi penolakan itu, Mesir bekerja sama dengan Suriah untuk melancarkan serangan dalam Perang Yom Kippur pada tahun 1973. Meski mengalami kekalahan, kepercayaan diri negara Arab mulai kembali karena berhasil menguasai kembali beberapa wilayah di Semenanjung Sinai.

Setelah perang itu, Sadat kembali mengambil inisiatif damai dengan Israel untuk mengembalikan wilayah Semenanjung Sinai. Kunjungannya ke Israel di tahun 1977 mendapat sambutan postif dari Barat, khususnya Presiden Amerika Serika Jimmy Carter.

Jimmy Carter pun menjadi moderator damai antara Anwar Sadat dan Menachem Begin yang menghasilkan Perjanjian Camp David. Setelah perjanjian itu, Semenanjung Sinai secara bertahap kembali ke pangkuan Mesir.

Perjanjian itu mengubah peta politik di Timur Tengah dan status Mesir di mata negara Arab lainnya. Akibatnya, Mesir sempat diusir dari keanggotaan Liga Arab pada tahun 1979 hingga 1989.

Sadat dianggap mengkhianati orang Arab yang berjuang melawan penjajahan Israel di Palestina. Tak hanya soal sikap dengan Barat, hal berbeda yang dilakukan oleh Sadat adalah memberi ruang bagi kelompok kanan yang sebelumnya disisihkan oleh Nasser.

Namun, sikapnya itu justru menjadi bumerang baginya. Anwar Sadat terbunuh di tangan kelompok al-Jihad yang menentang perjanjian Camp David. Ia dibunuh pada saat menonton parade militer untuk memperingati Perang Yom Kippur 1973. Empat orang pria bersenjata melompat dari kendaraan militer dan menuju ke arah Anwar Sadat.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ternyata Pendidikan Kepelautan di Indonesia Sudah Ada Sejak Tahun 400 Masehi

Kisah Anthony 'AJ' Elfalak, Bocah 3 Tahun Yang Bertahan Hidup Selama 3 Hari Dihutan Karena Tersesat

Mengetahui Kisah Kebun Binatang Manusia Atau Human Zoo di Paris, Perancis